Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota meluncurkan Gerakan Sakato Liko (Sejahterakan Pekerja Kito di Lima Puluh Kota) sebagai bentuk perlindungan sosial bagi pekerja rentan di daerah tersebut.

Peluncuran dilakukan Wakil Bupati (Wabup) Ahlul Badrito Resha usai memimpin upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117, Selasa (20/5/2025) di halaman kantor bupati.

Sakato Liko merupakan program kolaboratif antara Pemkab, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, serta BPJS Ketenagakerjaan.

Program ini menyasar pekerja bukan penerima upah (BPU) yang selama ini belum terjangkau jaminan sosial seperti tukang ojek, buruh harian, pembantu rumah tangga, petani, pedagang kecil, guru mengaji, hingga sopir truk.

Wabup Ahlul menyebutkan, kehadiran program ini menjadi langkah nyata dalam menumbuhkan kembali semangat gotong royong dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

“Momentum kebangkitan nasional ini kita maknai dengan tindakan nyata. Dengan Rp16.800 per bulan, para pekerja rentan bisa mendapatkan perlindungan yang layak, termasuk jaminan kecelakaan kerja dan santunan kematian. Ini bukan soal angka, tapi soal kepedulian,” tegasnya.

Dalam peluncuran ini, diserahkan pula santunan jaminan sosial kepada ahli waris pekerja yang telah meninggal dunia.

Di antaranya, santunan sebesar Rp189,7 juta kepada ahli waris almarhum Sonny Sartika dari PT Lambang Asas Mulia dan Rp270,4 juta kepada ahli waris Muzakki Muhammad dari PT Kalimantan Prima Persada.

Juga diserahkan bantuan untuk keluarga almarhum Afrinaldi, sopir truk yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

“Gerakan ini bukan hanya soal belas kasihan, tapi bentuk investasi sosial. Kita ingin setiap warga Limapuluh Kota merasa aman dan terlindungi, apa pun pekerjaannya,” ujar Wabup Ahlul.

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Ayu Mitra Fadri, menambahkan bahwa Sakato Liko merupakan salah satu prioritas program dalam 100 hari kerja kepala daerah.

Ia mengajak seluruh pihak untuk ikut berkontribusi mendaftarkan pekerja rentan di sekitar mereka.

“ASN, pelaku usaha, dan nagari bisa mengambil bagian. Daftarkan pekerja rentan yang Anda kenal. Bantu bayarkan iurannya, dan Anda telah ikut menyelamatkan masa depan mereka,” kata Ayu.

Manfaat dari program ini cukup besar. Selain perawatan kesehatan tanpa batas biaya akibat kecelakaan kerja, peserta juga mendapat santunan tidak mampu bekerja, dan jika meninggal dunia, anak-anaknya berhak atas beasiswa pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

“Ini langkah kecil dengan dampak besar. Kita mulai dari Limapuluh Kota, semoga jadi inspirasi bagi daerah lain,” tutup Ahlul.